Friday, March 20, 2015
TIKAM SAMURAI
Tikam Samurai bercerita tentang kisah hidup seorang anak muda yang berasal dari desa Situjuh Ladang Laweh, yang terletak di kaki Gunung Sago, Sumatera Barat. Tragedi bermula dengan penyerbuan sepasukan kecil tentara Jepang di sekitar tahun 1942 ke desanya. Kebengisan tentara Jepang mengakibatkan ayahnya tewas di tangan Saburo Matsuyama, seorang perwira lapangan dan ibu dan kakak perempuannya ikut menerima dampak buruk dari perlakuan prajurit Jepang.
Si Bungsu nama anak muda itu, satu-satunya yang selamat di keluarganya. Samurai yang ditinggalkan oleh Saburo menjadi sarana latihan untuk mulai meretas jalan menuju Jepang untuk menuntut balas. Ia akhirnya menciptakan jurus Samurai yang khas yang dapat memenangkan pertarungan demi pertarungan melawan para penjahat bahkan prajurit Jepang sendiri. Beberapa prajurit Jepang melakukan harakiri untuk mengakui kekalahannya menghadapi si Bungsu.
Berbagai peristiwa unik dengan latar sejarah akhirnya mengiringi perjalanan si Bungsu menuju Jepang. Berkenalan dengan anggota pasukan khusus Inggris Green Barret dan bertarung dengan Yakuza. Dia akhirnya berhasil menemukan pembunuh keluarganya, Saburo Matsuyama, musuh besarnya di Kyoto, dan mengantarkan Saburo untuk memilih harakiri setelah dikalahkan dalam pertarungan Samurai sejati oleh si Bungsu.
Perjalanan Samurai Minang itu juga dibalut dengan kisah romantiknya dengan para gadis yang dikenalnya, Mei-Mei, Mei Ling, Salma dan yang paling tragis : Michiko Matsuyama yang sangat mencintainya, yang juga putri Saburo Matsuyama, sang pembunuh ayahnya !! Dalam beberapa episode, Amerika Serikat juga menjadi latar belakang cerita ini.
Episode I Pendekar Dari Kaki Gunung Sago
Episode II Dalam Kecamuk Perang Saudara
Episode III Ke Dallas Menuntut Balas
Episode IV Dalam Neraka Vietnam
Makmur Hendrik lahir di Siak Hulu, Kampar, Riau, 07 Juni 1947 adalah seorang penulis cerita dan wartawan Indonesia. Saat ini ia berprofesi sebagai wartawan di Pekanbaru dan guru besar Perguruan Pencak Silat Empat Banding Budi.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di Pekanbaru, Makmur melanjutkan studinya di STM Negeri Bukittinggi. Setelah itu ia meneruskan pendidikannya ke IKIP Padang.
Sewaktu menjadi pelajar, Makmur rajin menulis cerita. Dia memenangkan sayembara penulisan cerpen pada tahun 1965 yang diadakan oleh Korem Sumbarut di Bukittinggi. Pada tahun 1980-an, ia memenangkan beberapa kali sayembara penulisan cerpen tingkat nasional. Salah satu di antaranya adalah cerpen berjudul "Siul" (1984). Beberapa cerpen yang menang dalam sayembara tingkat nasional, adapula yang dijadikan film, yaitu "Buah Hati Mama", "Melintas Badai", "Luka di Atas Luka", dan "Yang Kukuh yang Runtuh". Buku-buku cerita Makmur Hendrik memiliki daya tarik tersendiri bagi pembacanya.
Di dunia kewartawanan, ia pernah menjadi wartawan/redaktur surat kabar Singgalang (Padang), Kompas (Padang), Semangat (Padang), Media Indonesia (Jakarta), Sumatera Express (Palembang), dan Genta Pekanbaru (Pekanbaru). Dia juga aktif di dalam organisasi Pencak Silat IPSI Sumatera Barat dan merupakan salah seorang tokoh silat yang terlibat dalam mengangkat festival silat tradisional di Sumatera Barat, yang dinamakan Galanggang Siliah Baganti.
Makmur juga pernah menjadi dosen Akademi Publisistik Padang, Anggota KPU Riau, dan Ketua KPU Pekanbaru.
Lucky Eagle Casino in Laughlin | JMHub
ReplyDeleteWelcome to Lucky 충청남도 출장샵 Eagle Casino in Laughlin, Nevada and 안성 출장안마 enjoy the biggest jackpots in 김포 출장안마 the country. Come join the 제주도 출장샵 fun with 경기도 출장안마 our casino and start winning